Contoh Laporan Praktikum Uji Urine
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
UJI URINE
Disusun oleh:
Ilman Bagus Prakoso
4925
XI-MIA 4
SMA NEGERI MOJOAGUNG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
-----Cover-----
- TUJUAN
Mengetahui substansi dalam urine. - METODE PERCOBAANA. Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi 4
2. Rack
3. Pembakar spiritus dan kaki tiga
4. Ph meter/kertas pH indikator
5. Benedict
6. Asam asetat
7. Biuret reagent
8. AgNO3
B. Prosedur praktikum
- TINJAUAN PUSTAKAA. URINE
1. Pengertian
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring didalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Ciri-ciri urine normal:
1. Volume
Urine rata-rata: 1L - 1,5L setiap hari; tergantung luas permukaan tubuh dan intake cairan.
2. Warna
Kuning bening oleh adanya urobilinogen. Secara normal warna dapat berubah, tergantung jenis bahan/obat yang dimakan.
3. Bau
Urine baru memiliki bau khas sebab adanya asam-asam yang mudah menguap. Urine yang lama baunya tajam sebab adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine. Bau yang busuk karena adanya nanah dan kuman-kuman. Sedangkan bau yang manis karena adanya asetan.
4. Berat jenis urine
Normal: 1,002-1,045
Rata-rata: 1,008
5. pH urine
Kurang lebih pH=6 atau sekitar 4,8-7,5 dengan reaksi pada kertas lakmus: urine asam: merah, urine basa: biru.
2. Pembentukan urine
Terdapat 3 hal penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urin, yaitu:
a. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman.Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik (gaya tarik sifat atau sistem koloid agar air tetap berada dalam plasma darah di intravaskuler. Arti lain dari tekanan onkotik adalah tekanan osmotic yang dihasilkan oleh protein (albumin)) dari cairan di dalam Bowman space (area antara glomerulus dan kapsula bowman; merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal) merupakan kekuatan untuk proses filtrasi. Proses filtrasi terjadi ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat – zat lain serta sel – sel darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen – komponen yang tidak dapat larut, melewati pori – pori endothelium kapiler glomerulus, kecuali sel – sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea, dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
b. Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorpsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urine. Tiap hari tabung ginjal mereabsorpsi lebih dari 178 liter air, 1200 gr garam, dan 150 gr glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorpsi beberapa kali. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung Henle serta menghasilkan urine sekunder (filtrate tubulus). Proses tahap ini dilakukan oleh sel – sel epithelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat – zat yang direabsorpsi antara lain: glukosa, asam amino, ion ion Na+, K+, Ca2+, Cl‑, HCO3-, dan HbO42-, sedangkan kadar urea menjadi lebih tinggi.
Proses rebasorpsi : mula – mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsoprsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat – zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa ion Na+, air dan ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrate telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus.
c. Augmentasi (pengeluaran)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh.
Karbondioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan pH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001)
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentukurea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadiurobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urine. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.
Proses augmentasi: urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal, dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah mengandung zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorpsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektivus ke pelvis renalis disini terjadi urine sesungguhnya. Kantung kemih merupakan tempat penyimpanan sementara urine. Jika kantung kemih sudah penuh oleh urine, maka urine harus dikeluarkan dari tubuh, melalui saluran uretra.
3. Kelainan dan gangguan pada ginjal dan salurannya, ciri-ciri dan gejala
Tabel 3.1 Kelainan pada organ ginjal
- Nyeri yang parah pada sisi tubuh atau punggung di bawah pinggul
- Nyeri yang menyebar ke bagian bawah tubuh dan pangkal paha
- Nyeri pada saat buang air kecil
- Urin berwarna pink, merah atau coklat
- Mual dan muntah
- Sering buang air kecil
- Demam dan menggigil saat infeksi terjadi
- Kepala Pusing dan Sulit berkonsentrasi
- Rasa gatal yang berlebihan atau disebut dengan kulit ruam
- Tubuh Merasa Kedinginan, Sesak Nafas
- Sakit di Sekitar Daerah Pinggang
- Perubahan warna urine dan Anda mengalami sakit atau nyeri pada saat buang air kecil
- Kencing sedikit, kencing merah/darah, sering kencing
- Kelainan Urin: Protein, Darah/Eritrosit, Sel Darah Putih/Lekosit, Bakteri
- Sakit kepala
- Demam
- Sakit punggung
- Mengeluh rasa dingin
- Bengkak di daerah sekitar kelopak mata
- Muntah-muntah
- Sulit buang air kecil
- Nanah dalam air kemih
- Nyeri ketika berkemih
- Air seni berubah warna menjadi keruh
- Sering haus
- Banyak mengeluarkan air seni
- Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
- Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
- Demam
- Mual, muntah
- Nyeri punggung bagian bawah
- Sering berkemih
- Desakan untuk berkemih
- Rasa panas atau nyeri saat berkemih
- Adanya nanah atau darah pada air kemih
- Rasa haus yang berlebihan
- Produksi urin yang berlebihan (tidak mengandung glukosa)
- Kelelahan yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan elektrolit
- Seringnya buang air kecil disaat malam hari
- Berat badan yang mengalami penurunan namun tidak diketahui penyebab yang pastinya
- Luka yang sulit sekali untuk disembuhkan
- Rasakesemutan pada kaki atau pada tungkai kaki
- Penglihatan yang kabur
- Cepat merasa haus dan lapar
- Merasa mudah lelah dan juga mengantuk, rasa gatal yang biasanya dirasakan pada daerah kelamin
- Kemampuan seks yang menurun.
No. | Kelainan | Gejala |
---|---|---|
1 | Batu ginjal | |
2 | Gagal ginjal | |
3 | Radang ginjal (nefritis) | |
4 | Glukosuria | |
5 | Hematuria | Kebanyakan orang dengan microscopic hematuria tidak timbul dan tidak mengeluhkan gejala apapun. Adanya darah di dalam urin dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium. Pada gross hematuria, urin akan berwarna merah, merah muda, atau seperti cola dengan atau tanpa disertai nyeri saat berkemih. |
6 | Albuminuria | Tanda-tanda proteinuria hanya akan terlihat setelah ginjal telah mengalami kerusakan parah dan kadar protein dalam urin menjadi tinggi. Jika hal ini terjadi, maka berbagai gejala akan muncul, misalnya pembengkakan pergelangan kaki, tangan, perut atau wajah. |
7 | Sistisis | Meningkatnya frekuensi berkemih, nyeri saat berkemih dan kadang-kadang darah dalam air kemih, intensitasnya bervariasi dari satu orang ke orang yang lain. Sistitis lebih cennderung mengenai wanita. Tanda pertama pada wanita adalah rasa panas, kadang-kadang nyeri seperti disayat pisau saat berkemih, yang perlahan-lahan menjadi nyeri tajam di bagian bawah perut. Saat peradangan menyambar, penderita merasakan sakitpunggung yang tidak jelas disertai tidak enak badan. |
8 | Pielonefritis | |
9 | Diabetes insipidus | |
10 | Diabetes melitus |
- HASIL PENGAMATAN
- PENUTUPA. Kesimpulan
Dari uji urin yang sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa urine tersebut memiliki bau yang menyengat dan warna kuning keruh. Ini disebabkan karena dehidrasi dan kekurangan cairan. Urine tersebut juga mengandung sedikit glukosa (0,5-1%) yang berarti fungsi reabsorbsi ginjal di tubulus proksimal rusak. Tidak ada kandungan protein dalam urine tersebut, ini membuktikan bahwa glomerulus tidak rusak. Dan dalam urine tersebut positif terdapat kandungan klor, hal ini sangat baik karena ini mengindikasikan adanya ion-ion yang terkandung dalam tubuh serta adanya pembuangan zat berbahaya dalam tubuh.
B. SaranSangat disarankan untuk mengkonsumsi air mineral minimal 2 liter per hari. Hal ini untuk menghindari dehidrasi dan kekurangan cairan. Dan juga disarankan untuk tidak berlebihan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kadar gula tinggi.
- DAFTAR PUSTAKA
B. Analisis hasil pengamatan
1. Bau
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bau urine yang sangat menyengat. Hal ini disebabkan karena pemilik sering terlibat dalam kegiatan olahraga maupun pekerjaan fisik yang berat sehingga menyebabkan kurang cairan dan dehidrasi.
2. Warna
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh urine yang berwarna kuning pekat. Ini bisa saja disebabkan karena kekurangan cairan dan dehidrasi. Hal ini terjadi karena konsentrasi tinggi yang dihasilkan senyawa dalam urine dapat membuat warnanya menjadi lebih pekat.
3. pH
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh pH urine 6 (dibawah normal 7) biasa disebut asam (acid). Urine yang asam disebabkan karena pemilik urine terlalu banyak mengkonsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan hasil metabolismenya asam. Misalnya banyak mengkonsumsi makanan protein hewani (daging sapi, unggas, dan olahan produk hewani) dan hasil olahan biji-bijian (roti, kue, dll).
4. Glukosa
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh urine yang berwarna hijau kekuningan dan keruh setelah ditetesi oleh benedict (terdapat glukosa 0,5-1% glukosa). Biasanya tidak ada glukosa dalam urine. Karena kandungan glukosa hanya sedikit, bisa saja disebabkan karena pemilik urine tersebut sering mengkonsumsi buah-buahan. Namun, jika kandungan glukosa sangat tinggi, itu harus diwaspadai, bisa saja karena adanya tingginya kadar gula seperti diabetes yang tidak terkontrol atau akibat gangguan di ginjal.
5. Protein
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh tidak adanya protein dalam urine (tidak ada kekeruhan setelah ditetesi oleh asam asetat). Hal ini membuktikan bahwa pemilik urine terhindar dari indikasi adanya gangguan di ginjal.
6. Protein dan Clor
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh tidak adanya protein dalam urine setelah ditetesi oleh biuret. Hal ini membuktikan bahwa pemilik terhindar dari indikasi adanya gangguan di ginjal. Dan juga dari hasil pengamatan diperoleh adanya clor dalam urine setelah ditetesi dengan lauran AgNO3 (perak nitrat) yang menimbulkan endapan putih. Hal ini membuktikan bahwa kinerja organ hati dari pemilik urine tersebut normal sehingga proses netralisir yang dilakukan terhadap zat-zat tertentu dapat berlangsung sempurna.
Putra, Rama. “Contoh Makalah Tentang Urine”. 19 April 2015. http://ramaputramclane.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-tentang-urine_6423.html |
Harjana, Dadan. “Gejala Penyakit Batu Ginjal, Penyebab dan Pengobatan”. 19 April 2015. http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/04/gejala-penyakit-batu-ginjal-penyebab.html |
Sugiama, Anggi. “Kenali Ciri Ciri Penyakit Gagal Ginjal Sejak Dini”. 19 April 2015. https://obatgagalginjaltradisionalalamiherbal.wordpress.com/2014/07/08/kenali-ciri-ciri-penyakit-gagal-ginjal-sejak-dini/ |
Priandono, Yustria. “Ciri Ciri Penyakit Nefritis”. 19 April 2015. http://medisalam.blogspot.com/2013/05/ciri-ciri-penyakit-nefritis-nefritis.html |
Mengobati.Org. “Kenali Penyakit Glukosuria”. 19 April 2015. http://mengobati.org/gejala-penyakit-glukosuria |
Tjie Wijaya, Andre. “Hematuria”. 19 April 2015. http://www.kerjanya.net/faq/5055-hematuria.html |
Fitri. “Definisi Albuminuria”. 19 April 2015. http://sehat.link/penyakit-albuminuria-proteinuria-definisi-gejala-penyebab-tes-diagnostik-dan-pengobatannya.info |
Wikipedia. “Sistitis”. 19 April 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistitis |
MedicaStore.Com. “Pielonefritis”. 19 April 2015. http://medicastore.com/penyakit/89/Pielonefritis.html |
Dokita.Co. “Apa Itu Diabetes Insipidus?”. 19 April 2015. http://dokita.co/blog/apa-itu-diabetes-insipidus/ |
GejalaDiabetes.Com. “Gejala Diabetes”. 19 April 2015. http://gejaladiabetes.com/ |
Semua Info Ada Disini. “Penyebab Bau Tidak Sedap Pada Urin”. 19 April 2015. https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=309403105778029&id=278948248823515 |
Mediskus.Com. “Macam-macam Warna Urine dan Maknanya”. 19 April 2015. http://mediskus.com/penyakit/macam-macam-warna-urine-dan-maknanya.html |
Farah Bararah, Vera. “Tanda-Tanda Yang Perlu Diperhatikan Pada Urine (Air Seni)”. 19 April 2015. https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=273292606076620&id=269345976471283 |
Dodidul. “Penjelasan Singkat Pembentukan Urine”. 19 April 2015. https://dodidulsmind.wordpress.com/2009/11/23/penjelasan-singkat-pembentukan-urine/ |
Lestari, Endah. “Ekskresi (Pemeriksaan Urine)”. 19 April 2015. http://ndhh-lestari.blogspot.com/2012/07/ekskresi-pemeriksaan-urine.html |
Wiihh bisa membantu pak ketos. maksih hihihi
ReplyDeleteWiihh bisa membantu pak ketos. maksih hihihi
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete