Penyakit Newcastle Disease (Tetelo)

Pengertian

Penyakit Newcastle Disease adalah penyakit pada unggas besar yang fatal (mematikan). Di Indonesia penyakit ini juga populer sebagai tetelo, diambil dari nama dalam bahasa jawa. Penyakit ini biasa juga disebut dengan istilah penyakit Samper Ayam atau Pas Cekak.

Penyebab dan Kejadiannya

Penyakit tetelo disebabkan oleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau Paramyxovirus, dimana virus ini dapat menghemaglutinasi darah. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1926 didaerah Newcastle Inggris dan pada tahun yang sama Kraneveld menemukan virus penyakit ini di Bogor. Kejadian penyakit ini ditemukan diseluruh dunia, dimana menyerang seluruh jenis unggas termasuk burung liar. Virus penyakit ini dapat ditemukan pada organ-organ seperti alat pernapasan, syaraf, dan pencernaan.
  1. Velogenic: strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND). Tipe Velogenic ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
  2. Mesogenic: kematian tipe mesogenic pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakkan gejala seperti gangguan pernapasan dan syaraf.
  3. Lentogenic: meruapakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.

Penyebaran

Penyebaran penyakit ini biasanya melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit dan kotorannya, melalui ransum, air minum, kandang, tempat ransum/minum, peralatan lainnya yang tercemar oleh kuman penyakit, melalui pengunjung, serangga, burung liar, dan angin/udara (dapat mencapai radius 5 km). Virus tetelo ditemukan dalam jumlah tinggi selama masa inkubasi sampai masa kesembuhan. Virus ini terdapat pada udara yang keluar dari pernapasan ayam, kotoran, telur-telur yang diproduksi selama gejala klinis dan dalam karkas selama infeksi akut sampai kematian.

Gejala Klinis

Gejala penyakit ini dapat diamati melalui gejala pernapasan seperti bersin-bersin, batuk, sukar bernafas, megap-megap dan ngorok. Gejala syaraf berupa sayap terlukai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan mundur (sempoyongan) serta kepala dan leher terpluntir (torticoles) yang merupakan gejala khas penyakit ini. Kemudian gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau, jaringan sekitar mata dan leher bengkak, pada ayam petelur produksinya berhenti, kalau sudah sembuh kualitas telurnya jelek, warna abnormal, bentuk dan permukaannya abnormal dan putih telurnya encer. Hal ini disebabkan oleh karena organ reproduksinya tidak dapat normal kembali. Umumnya kematian anak ayam dan ayam muda lebih tinggi dibandingkan ayam tua.

Penanggulangan

Berhubungan penyakit Newcastle Disease disebabkan oleh virus maka sampai saat ini belum ada satu jenis obat yang efektif dapat menyembukan penyakit ini. Penanggulangan penyakit Newcastle Disease hanya dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan melalui program vaksinasi yang baik. Ada dua jenis vaksin yang dapat diberikan yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vasin aktif berupa vaksin hidup yang telah dilemahkan, diantaranya yang banyak digunakan adalah strain Lentogenic terutama vaksin Hitchner B-1 dan Lasota. Vaksin aktif ini dapat menimbulkan kekebalan dalam kurun waktu yang lama sehingga penggunaan vaksin aktif lebih dianjurkan dibanding vaksin inaktif.

Program vaksinasi harus dilakukan dengan seksama dan diperhatikan masa kekebalan yang ditimbulkan. Vaksinasi pertama sebaiknya diberikan paling lambat hari ke-4 umur ayam, karena penundaan sampai umur dua minggu dan seterusnya akan menghilangkan kemampuan pembentukan antibodi aktif oleh antibodi induk, sebab pada umur tersebut antibodi induk sudah tidak berfungsi lagi. Program vaksinasi pada ayam pedaging sebaiknya dilakukan pada umur 3 hari dan vaksinasi lanjutan pada umur 3 minggu , sedangkan pada ayam petelur pada umur 3 hari, empat minggu, tiga bulan, dan selanjutnya tiap empat bulan sesuai kebutuhan. Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan cara semprot, tetes (mata, hidung, mulut), air minum dan suntikan. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan vaksinasi diantaranya:
  • Vaksinasi hanya dilakukan pada ternak yang benar-benar sehat
  • Vaksin segera diberikan setelah dilarutkan
  • Hindari vaksin dari sinar matahari langsung
  • Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan stress berat pada ternak
  • Cuci tangan dengan detergen sebelum dan sesudah melakukan vaksinasi

0 comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar, berkomentarlah dengan bahasa yang sopan dan tidak mengandung perkataan yang buruk seperti sara, porno, saling mencaci maki, dan lain-lain.

Terima Kasih